China-Rusia Semakin Erat
China terus meningkatkan pembelian minyak dan gas Rusia sejak Rusia berperang dengan Ukraina. Hubungan energi antara kedua negara ini jg semakin erat dan menjadi isu penting ketika presiden Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu di Moskow minggu lalu.
Berikut adalah beberapa fakta tentang semakin eratnya hubungan jual beli Minyak dan Gas antara China dan Rusia, antara lain:
- Gazprom Rusia memasok gas ke China melalui pipa sepanjang 3.000 km (1.865 mil) yang disebut Power of Siberia di bawah kesepakatan 30 tahun senilai $400 miliar yang diluncurkan pada akhir tahun 2019. Pada tahun 2022 total ekspor gas mencapai 15,5 billion cubic meter (bcm). Pada 2023 ditargetkan akan meningkat menjadi 22 bcm serta mencapai kapasitas penuh 38 bcm pada tahun 2027.
- Pada bulan Februari 2022, China juga setuju untuk membeli hingga 10 bcm gas setiap tahun sekitar tahun 2026 melalui pipa dari pulau Sakhalin, timur jauh Rusia. Ekspor gas Rusia ke China masih merupakan bagian kecil dari rekor 177 bcm yang dikirim ke Eropa pada 2018-19. Sejak dimulainya perang Ukraina pada Februari 2022, volume ke Eropa telah menyusut, mencapai sekitar 62 bcm pada tahun 2022.
- Vladimir Putin, Xi Jinping, dan presiden Mongolia mengadakan pembicaraan pada September 2022 tentang usulan pipa baru Power of Siberia 2 yang mampu mengirimkan 50 bcm gas per tahun dari Rusia ke China melalui Mongolia.
- Rusia tetap menjadi sumber minyak mentah terbesar kedua China pada tahun 2022 , setelah Arab Saudi, karena kilang China mengambil Minyak mentah Rusia dengan murah. China mungkin telah menghemat sekitar $5 miliar tahun lalu melalui diskon ini.
- Impor minyak mentah China dari Rusia melonjak 8% pada tahun 2022 menjadi 86,25 juta ton, setara dengan 1,72 juta barel per hari (bpd), sementara impornya dari Amerika Serikat turun 31% menjadi 7,89 juta ton.
- China menerima sekitar 35% dari minyak yang dibelinya dari Rusia melalui jalur pipa Skovorodino-Mohe dari jalur pipa East Siberia Pacific Ocean (ESPO) sepanjang 4.070 km (2.540 mil), sehingga melewati pembatasan kapal dan kargo apa pun.
Impor minyak Rusia melalui laut China akan mencapai rekor pada bulan Maret karena kilang China memanfaatkan harga murah karena permintaan bahan bakar domestik meningkat. China telah mengabaikan sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat pada minyak mentah Rusia yang dikirim melalui laut sejak 5 Desember.
Pendapatan ekspor minyak Rusia diperkirakan akan meningkat pada bulan Maret karena penurunan tarif pengiriman dan permintaan yang kuat di China dan India mendorong harga minyak Rusia menuju batas harga Barat $60 per barel.
Harita Nikel telah Melakukan Konservasi Mineral
Harita Nikel yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara memastikan telah melakukan Good Mining Practice sesuai dengan yang tertera di dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik. Harita Nikel melakukan konservasi mineral yang artinya mengurangi sisa batuan untuk dimanfaatkan sebagai sumber daya mineral untuk bahan baku baterai mobil listrik.
Harita Nikel menjalankan pengolahan nikel dengan teknologi hidrometalurgi, pengambilan bijih saprolite untuk diolah dengan teknologi pyrometalurgi, penutupan lubang tambang, reklamasi dan revegetasi. Seluruh area Harita Nikel di Pulau Obi yang telah beroperasi saat ini berada dalam Kawasan Hutan, baik Hutan Produksi maupun Hutan Produksi Konversi dan pastinya telah memegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan atas setiap bukaan lahan. Bagi masyarakat yang telah menggarap lahan, akan diberikan tali asih untuk lahan juga ganti rugi tanam tumbuh (GRTT) sesuai dengan Keputusan Pemda Kabupaten Halmahera Selatan melalui proses yang transparan dan pembayaran yang mnguntungkan bagi masyarakat.
Sisa penambangan nikel ore ditempatkan ke lubang bekas penambangan (dry stack) karena metode ini dianggap aman dan ramah lingkungan serta memenuhi standar nasional dan internasional. Tambang yang telah beroperasi sejak 2010 telah mengantongi izin lingkungan dan izin pengelolaan lingkungan hidup dari pemerintah. Kemudian pada 17 November 2020 pemerintah menetapkan Harita NIkel sebagai Obyek Vital Nasional (Obvitnas).
Selama beroperasi, pengelolaan limbah selalu mendapat inspeksi dan pengawasan berkali baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten. Hal tersebut diatas secara tidak langsung membantah semua tuduhan dari beberapa pihak yang menyatakan bahwa operasional Harita Nikel tidak sesuai kaidah pertambangan yang baik dan benar.